Kurang ibadah

Pernah gak si? Lagi di fase ketika kita dalam kondisi jatuh-jatuhnya dan mencoba untuk tegar. Mencoba tidak ada masalah, tidak mengeluh, bahkan tidak menangis sekalipun. Mencoba benar-benar tidak ada masalah apapun tapi justru tiba-tiba dijatuhkan oleh orang terdekat. Alih-alih mencoba kita untuk tenang dan tegar, tetapi mengoreksi bahwa diri kita salah. Setelah lama berjuang. Siapakah yang harus aku perjuangkan? Dirinya yang dulunya kuperjuankan, bahkan bisa membuat hatiku remuk. Mungkin karena kurang ibadah, alih2 mengajak lebih baik. Hati yang hancur semakin bertambah hancur, tubuh yang kuat bertambah remuk, jiwa yang tegar menjadi rapuh. Sungguh kata-kata 'kurang ibadah' bukanlah hal yang pantas dikatakan pada seseorang yang dalam kondisi jatuh. Hancur, sedih tapi aku merenung. Membiarkan emosi ini lepas. Setelah itu aku menjadi lebih tenang. Memikirkan ulang tindakanku apakah sudah benar. Memikirkan kembali kebenarannya. Seandainya aku menjadi kelak, akan ku perkuat pemahaman tauhidnya tentang alasan beribadah. Dalih-dalih menyalahkan, kalau Allah bilang engga ya engga. Kalau bilang iya ya iya. Aku lebih percaya pada usaha serta takdir-Nya. 

Komentar